A. BUDDHA KAKUSANDHA
B. BUDDHA KASSAPA
1. Buddhavamsa Atthakatha;
2. Digha Nikaya II. 2ff;
3. Dhammapada Atthakatha III. 236.
Buddha Kakusandha dikenal sebagai Buddha ke 22 dalam tradisi Pali. Beliau dilahirkan di Taman Khema. Nama ayahNya adalah Aggidatta yang menjadi seorang pendeta Brahmin di masa Raja Khemankara di Khemavati. Nama ibuNya adalah Visakha. Nama istriNya adalah Virochamana dan Uttara adalah putraNya.
Beliau melepaskan kehidupan duniawi di sebuah kereta kuda pada umur 4.000 tahun; dan melakukan latihan keras selama 8 bulan. Beliau menerima nasi susu dari seorang gadis Brahmin Vajirindha dari desa Suchirindha tepat sebelum pencapaian pencerahanNya; dan duduk di tempat duduk rumput yang disediakan oleh Subbhadda. Beliau mencapai pencerahan di bawah pohon Sirisa; dan menyampaikan kotbah pertamaNya kepada perkumpulan 84.000 bhikkhu di suatu taman dekat Makila.
Diantara para bhikkhu Vidhura dan Sanjiva adalah murid utamaNya; dan diantara para bhikkhuni adalah Sama dan Champa. Pembantu pribadi utamaNya adalah Buddhija. Diantara para pendukung pria Acchuta dan Samana adalah yang utama; sedangkan diantara para pendukung wanita Nanda dan Sunanda adalah pendukung utamaNya. Acchuta mendirikan sebuah vihara untuk Buddha Kakusandha di tempat sama dimana Anathapindika belakangan mendirikan Jetavana Arama untuk Buddha Gotama.
Menurut Samyutta Nikaya (II. 194) gunung Vepulla Rajgir saat itu dinamakan Pachinvamsa; dan rakyat dari daerah Tivara.
Beliau meninggal pada umur 40.000 tahun.
Bodhisatva pada jaman Buddha Kakusandha dilahirkan sebagai raja Khema.
Lihat juga pada:
1. Dipavamsa ii.66, xv.25, 34;
2. Mahavamsa xv. 57-90
3. Digha Nikaya ii.7;
4. Majjhima Nikaya i.333;
5. Buddhavamsa xxiii;
6. Buddhavamsa Atthakatha 209 ff
1. Dipavamsa ii.66, xv.25, 34;
2. Mahavamsa xv. 57-90
3. Digha Nikaya ii.7;
4. Majjhima Nikaya i.333;
5. Buddhavamsa xxiii;
6. Buddhavamsa Atthakatha 209 ff
Dalam teks-teks Buddhis Sansekerta nama Buddha adalah Krakucchanda. Lihat Divyavadana 254, 418 f.; Mahavastu iii. 247, 330
B. BUDDHA KASSAPA
Buddha Kassapa adalah Buddha ke 24 dari tradisi Pali; dan salah satu dari 7 Buddha yang disebutkan dalam daftar-daftar Pali. Lagi pula ia juga dianggap sebagai Buddha ke 3 di aeon saat ini (Kappa Bhadda).
Kassapa dilahirkan di Taman Rusa di Isipatana saat raja Kiki memerintah Varanasi. Beliau adalah putra dari Brahmadatta dan Dhanavati dan termasuk dalam suku Kassapa. IstriNya adalah Sunanda dan Vijitasena adalah putraNya. Beliau menjalani kehidupan berumah tangga selama 2.000 tahun dan hidup dalam istana-istana yaitu Hamsa, Yasa dan Sirinanda. Selanjutnya Beliau melepaskan kehidupan duniawi.
IstriNya mempersembahkan nasi susu; dan Soma memberinya rumput untuk tempat dudukNya tepat sebelum pencerahanNya. Yana adalah pohon bodhiNya. Beliau menyampaikan kotbah pertamaNya di Isipatana kepada sekelompok bhikkhu; dan menunjukkan keajaiban gandaNya di kaki pohon Asana di bagian luar Sundaranagara.
Banyak legenda dihubungkan denganNya; dan cerita tentang percakapan Yakkha Naradeva adalah yang paling menarik. Tissa dan Bharadvaja adalah bhikkhu utamaNya; dan diantara para bhikkhuni Anula dan Uruvela adalah pengikutNya yang paling terkenal. PembantuNya adalah Sabbamitta. Konon wajah keemasan Maha Kacchana disebabkan karena persembahan sebuah batu bata emasnya untuk tempat pemujaan Kassapa.
Banyak legenda dihubungkan denganNya; dan cerita tentang percakapan Yakkha Naradeva adalah yang paling menarik. Tissa dan Bharadvaja adalah bhikkhu utamaNya; dan diantara para bhikkhuni Anula dan Uruvela adalah pengikutNya yang paling terkenal. PembantuNya adalah Sabbamitta. Konon wajah keemasan Maha Kacchana disebabkan karena persembahan sebuah batu bata emasnya untuk tempat pemujaan Kassapa.
Buddha Kassapa hidup selama 20.000 tahun dan meninggal di Taman Setavya di Kashi.
Selama jaman Buddha Kassapa, Bodhisatva hidup sebagai seorang pemuda brahmin dengan nama Jotipala.
Faxian (Fahsien) dan Xuangzang (Huan Tsang) juga menunjukkan keberadaan fisik tempat-tempat pemujaan Kassapa.
Teks-teks Sansekerta Buddhist seperti Divyavadana 333 f.; Mahavastu i. 114 menyebut Kassapa sebagai Kashyapa.
Lihat juga pada:
1. Dipavamsa xv.55 ff.;
2. Mahavamsa xv.128 ff.;
3. Digha Nikaya ii.7;
4. Majjhima Nikaya ii.45 f.;
5. Buddhavamsa xxv;
6. Buddhavamsa Atthakatha 217 ff.;
7. Dhammapada Atthakatha ii. 236
1. Dipavamsa xv.55 ff.;
2. Mahavamsa xv.128 ff.;
3. Digha Nikaya ii.7;
4. Majjhima Nikaya ii.45 f.;
5. Buddhavamsa xxv;
6. Buddhavamsa Atthakatha 217 ff.;
7. Dhammapada Atthakatha ii. 236
C. BUDDHA KONAGAMANA
Konagamana adalah Buddha ke 23 dan Buddha ke 2 diantara 5 Buddha yang lahir di Kappa Bhadda.
Lahir di Taman Subhagavati di Sobhavati, ibukota dari raja Sobha, Beliau adalah putra dari seorang Brahmin bernama Yannadatta. Uttara adalah ibuNya. IstriNya adalah Ruchigatta dan Satthavaha adalah putra mereka. Beliau hidup sebagai perumah tangga selama 3.000 tahun di 3 istana: Tusita, Santusita dan Santuttha. Selanjutnya Beliau melepaskan kehidupan duniawi dengan menunggang seekor gajah. Beliau melakukan latihan keras selama 6 tahun. Beliau menerima nasi susu dari seorang wanita Brahmin Aggisoma; dan rumput untuk tempat dudukNya dari Tinduka. Pohon pencapaian pencerahanNya adalah Udumbara. Beliau menyampaikan kotbah pertamaNya di Taman Sudassana Nagara.
Beliau meninggal di Pabbatarama pada umur 30.000 tahun. MuridNya yang utama diantara para bhikkhu adalah Bhiyya dan Uttara; dan Samudda dan Uttaraa diantara para bhikhuni. Pembantu utamaNya adalah Sotthiya. Di antara para pengikut pria awam Ugga dan Somadeva adalah yang populer; sedangkan diantara para pengikut wanita awam Sivala dan Sama adalah yang terpopuler.
Saat Buddha dilahirkan, kemudian diikuti dengan hujan emas di seluruh India purba (Jambu dvipa). Maka Buddha dinamakan Kanakagamana dimana dalam proses waktu menjadi Konagamana. Selama jamanNya gunung Vepulla di Rajgir dikenal sebagai Vankaka; dan rakyat di daerah tersebut disebut sebagai Rohitassa.
Bodhisatva dilahirkan sebagai seorang Khattiya (Chatriya) di Mithila pada saat Buddha Konagamana dan saat itu namanya adalah Pabbata.
Sumber-sumber berhubungan dengan ilmu purbakala mendukung keberadaan stupa yang didirikan di tempat kelahiran Buddha Konagamana dimana Asoka Maha Besar membesarkan ukurannya 2 kali lipat dan memujanya di masa pemerintahannya ke 20 tahun. (Lihat Hultszch, Tulisan Asoka p. 165). Faxian (Fahsien) yang mengunjungi India dari 399-414 Masehi; dan Xuangzang (Huan Tsang) yang tinggal di India dari 629-645 Masehi juga memberikan petunjuk keberadaan fisik dari stupa-stupa Konagamana di tempat kelahiranNya.
Teks-teks Sansekerta Buddhis seperti Divyavadana (333 f.); Mahavastu (i. 114) menyebut Konagamana sebagai Kanakamuni.
Lihat juga pada:
1. Dipavamsa ii. 67, xv. 25, 34;
2. Mahavamsa xv. 91-124;
3. Digha Nikaya i.7;
4. Majjhima Nikaya i.333;
5. Buddhavamsa Atthakatha 213-14;
6. Dhammapada Atthakatha ii.236
1. Dipavamsa ii. 67, xv. 25, 34;
2. Mahavamsa xv. 91-124;
3. Digha Nikaya i.7;
4. Majjhima Nikaya i.333;
5. Buddhavamsa Atthakatha 213-14;
6. Dhammapada Atthakatha ii.236
D. BUDDHA METTEYA
Metteya adalah Buddha masa depan yang sangat dinantikan dan belum dilahirkan. Selanjutnya Beliau akan dianggap sebagai Buddha ke 25 menurut tradisi Pali.
Lebih lanjut lagi, Beliau akan dihitung sebagai Buddha ke 5 dan yang terakhir di aeon sekarang yaitu Kappa Bhadda. Dipercayai bahwa Beliau akan dilahirkan saat kehidupan manusia diperpanjang sampai 84.000 tahun. Tempat kelahiranNya adalah Ketumati di masa pemerintahan Chakkavatti Samkha dimana dia sendiri akan menjadi pengikut Buddha dan melepaskan kehidupan duniawi.
Lebih lanjut lagi, Beliau akan dihitung sebagai Buddha ke 5 dan yang terakhir di aeon sekarang yaitu Kappa Bhadda. Dipercayai bahwa Beliau akan dilahirkan saat kehidupan manusia diperpanjang sampai 84.000 tahun. Tempat kelahiranNya adalah Ketumati di masa pemerintahan Chakkavatti Samkha dimana dia sendiri akan menjadi pengikut Buddha dan melepaskan kehidupan duniawi.
Metteya akan dilahirkan di sebuah keluarga terpelajar yang terkenal dan namaNya adalah Ajita. Nama sukuNya juga Metteya. Nama ayahNya adalah Subrahma; dan ibuNya adalah Brahmawati. Beliau akan menikah dengan Chandamukhi dan akan mempunyai putra Brahmavaddhana. Beliau akan hidup di empat istana selama 8.000 tahun yaitu Sirivaddha, Vaddhamana, Siddhattha dan Chandaka. Selanjutnya Beliau akan melepaskan keduniawian setelah melihat 4 tanda.
Yang akan menjadi para pengikutnya yang luar biasa adalah dua saudaraNya Isidatta dan Purana; Jatimitta dan Vijaya diantara pengikut pria; dan Suddhana, Sanghaa dan Visakhaa diantara pengikut wanita. Yang akan menjadi murid-murid utamaNya diantara para bhikkhu adalah Asoka dan Brahmadeva; dan diantara para bhikkhuni adalah Paduma dan Sumana. Siha akan menjadi pembantu pribadiNya. Beliau akan mencapai pencerahan di bawah pohon Naga.
Telah menjadi tradisi bahwa Buddha akan datang berdiam di dunia Dewa Tusita dengan nama Nath. Beliau sering digambarkan atau diukir dalam mahkota-mahkota dan permata-permata karena Beliau belum melepaskan kehidupan duniawi.
Lihat juga pada:
1. Digha Nikaya iii.7;
2. Mahavamsa xxxxxxii. 73, 81 f;
3. Chullavamsa xxxviii. 68,;
4. Milinda Panha 159;
5. Atthasalini 415
1. Digha Nikaya iii.7;
2. Mahavamsa xxxxxxii. 73, 81 f;
3. Chullavamsa xxxviii. 68,;
4. Milinda Panha 159;
5. Atthasalini 415
E. BUDDHA SIKKHI
Buddha Sikkhi dikenal dalam tradisi Pali sebagai Buddha ke 20.
Nama ayahnya adalah Arunava dan ibunya adalah Pabhavati. Tempat beliau dilahirkan dinamakan Arunavati. Nama istrinya adalah Sabbakama. Beliau mempunyai seorang putra bernama Atula.
Nama ayahnya adalah Arunava dan ibunya adalah Pabhavati. Tempat beliau dilahirkan dinamakan Arunavati. Nama istrinya adalah Sabbakama. Beliau mempunyai seorang putra bernama Atula.
Beliau tinggal di istana-istana Suchanda, Giri dan Vehana selama 7.000 tahun sampai beliau melepaskan kehidupan perumah tangga dengan menunggang seekor gajah. Beliau melakukan latihan keras selama 8 bulan. Tepat sebelum pencerahanNya Beliau menerima nasi susu dari putri Piyadassi-Setthi; dan duduk di tempat duduk yang disediakan oleh Anomadassi. Pohon pencapaian pencerahannya adalah Pundarika (teratai). Beliau menyampaikan kotbah pertamaNya di Taman Migachira dan menunjukkan keajaiban gandaNya di suatu tempat dekat Suriyavati di bawah pohon Champaka. Abhibhu dan Sambhava adalah murid-murid bhikkhu utamaNya; sedangkan Akhila (atau Makhila) dan Paduma adalah murid utama wanitaNya. Pembantu utamaNya adalah Khemankara. Sirivaddha dan Chanda (atau Nanda) adalah pendukung pria utamaNya; dan Chitta dan Sugutta adalah yang utama diantara para pendukung wanita.
Beliau hidup selama 70.000 tahun dan meninggal di Dussarama (Assarama) di Silavati.
Beliau dinamakan "Sikkhi" karena ikat kepalanya (unhisa) seperti sebuah sikkha (kobaran api).
Selama jaman Buddha Sikkhi, Bodhisatva dilahirkan sebagai raja Arindama dan memerintah kerajaan Paribhutta.
Lihat juga pada:
1. Sikkhi Sutta;
2. Samyutta Nikaya III. 9
1. Sikkhi Sutta;
2. Samyutta Nikaya III. 9
F. BUDDHA VESSABHU
Buddha Vessabhu dalam tradisi Pali dianggap sebagai Buddha ke 21.
Beliau dilahirkan di Anoma. Nama ayahNya adalah Supattita dan ibuNya adalah Yasavati. Beliau dinamakan dengan nama ini karena saat lahir Beliau berteriak seperti seekor sapi jantan. Nama istriNya adalah Suchitta; dan putraNya adalah Suppabuddha.
Beliau dilahirkan di Anoma. Nama ayahNya adalah Supattita dan ibuNya adalah Yasavati. Beliau dinamakan dengan nama ini karena saat lahir Beliau berteriak seperti seekor sapi jantan. Nama istriNya adalah Suchitta; dan putraNya adalah Suppabuddha.
Beliau hidup sebagai perumah tangga selama 6.000 tahun dan hidup di tiga istana antara lain Ruchi, Suruchi dan Vaddhana. Beliau melepaskan keduniawian di sebuah tandu emas; dan melakukan latihan keras hanya selama 6 bulan. Tepat sebelum pencerahanNya, Beliau menerima nasi susu dari Sirivaddhana. Raja naga Narinda mempersiapkan tempat dudukNya. Beliau mencapai pencerahan di bawah pohon Sal. Beliau menyampaikan kotbah pertamaNya kepada putra saudaraNya yaitu Sona dan Uttara yang menjadi murid utamaNya. Pembantu utamaNya adalah Upasanta (juga disebut Upasannaka). Diantara para pendukung priaNya Sotthika dan Rama adalah yang utama dan Gotami dan Sirima adalah yang utama diantara para pendukung wanitaNya.
Beliau meninggal di Khemarama pada umur 60.000 tahun.
Bodhisatva hidup sebagai Raja Sarabhavati dan mempunyai nama Sudassana selama jaman Buddha Vessabhu.
Catatan: Beliau dipanggil Vishvabhu di Divyavadana 333.
Lihat juga pada:
1. Buddhavamsa XXII. 1 ff;
2. Buddhavamsa Atthakatha 205 ff
3. Digha Nikaya II. 5
1. Buddhavamsa XXII. 1 ff;
2. Buddhavamsa Atthakatha 205 ff
3. Digha Nikaya II. 5
G. BUDDHA VIPASSI
Dalam tradisi Pali, Buddha Vipassi dikenal sebagai Buddha ke 19 dari 24 Buddha.
Dilahirkan dari ayah Bandhuma dan ibu Bandhumati di Taman Khema di suatu tempat yang dinamakan Bandhumati. Ia termasuk dalam suku Kondanna. Ia dinikahkan dengan Sutana dan mempunyai seorang putra Samavattakkhandha
Dilahirkan dari ayah Bandhuma dan ibu Bandhumati di Taman Khema di suatu tempat yang dinamakan Bandhumati. Ia termasuk dalam suku Kondanna. Ia dinikahkan dengan Sutana dan mempunyai seorang putra Samavattakkhandha
Beliau melepaskan kehidupan duniawi di kereta kuda; selanjutnya melakukan latihan keras selama 8 bulan. Dan saat ia duduk di kaki pohon Patali; tepat sebelum pencapaian pencerahanNya, Beliau menerima nasi susu pemberian dari putri Sudassana-Setthi; dan duduk di tempat duduk yang telah disediakan oleh Sujat untuknya. Beliau menyampaikan kotbah pertamaNya di Khemamigadaya kepada saudara tiriNya - Khanda dan putra seorang pendeta bernama Tissa. Pembantu utamaNya adalah Asoka. Chanda dan Chandamitta adalah murid wanita utamaNya. Punabbasummitta dan Naga adalah pendukung pria utamaNya; sedangkan Sirima dan Uttara adalah pendukung wanita utamaNya. Beliau meninggal di usia 80.000 tahun.
Selama jaman Buddha Vipassi, Bodhisatva saat itu hidup sebagai seorang raja Naga dengan nama Atula; dan mempunyai hak istimewa untuk mempersembahkan sebuah tempat duduk emas dengan permata-permata kepada Buddha Vipassi.
Lihat juga pada:1. Buddhavamsa Atthakatha;
2. Digha Nikaya II. 2ff;
3. Dhammapada Atthakatha III. 236.